Pertempuran Marathon adalah pertempuran yang terjadi pada tahun 490 SM dalam invasi pertama Persia ke Yunani. Pertempuran ini meletus antara warga Athena, dibantu oleh Plataia, melawan pasukan Persia yang dipimpin oleh Datis dan Artaphernes. Peristiwa ini adalah puncak upaya pertama Persia, di bawah kekuasaan Raja Darius I, untuk menguasai Yunani. Persia menyerang Yunani sebagai tanggapan atas keterlibatan Yunani dalam Pemberontakan Ionia, ketika Athena dan Eretria mengirim pasukan untuk membantu kota-kota Ionia dalam usaha mereka melepaskan diri dari kekuasaan Persia. Athena dan Eretria berhasil menaklukkan dan membakar Sardis, tapi kemudian dipaksa mundur dengan kerugian besar. Atas tindakan mereka, Darius bersumpah untuk membakar habis Athena dan Eretria. Ketika Persia menyerang, Sparta dan Athena adalah dua negara kota terkuat di Yunani.
Setelah pemberontakan Ionia berhasil dihentikan dengan kemenangan Persia dalam Pertempuran Lade, Darius mulai menyusun rencana untuk menyerang Yunani. Pada tahun 490 SM, dia mengirim armada laut di bawah komando Datis dan Artaphernes melintasi Aigea, untuk menguasai Kyklades, dan kemudian melakukan serangan ke Athena dan Eretria. Mencapai Euboia pada pertengahan musim panas, setelah kampanye yang sukses di Aigea, pasukan Persia berhasil mengepung dan menaklukkan Eretria. Pasukan Persia lalu berlayar ke Attika, berlabuh di teluk dekat Kota Marathon. Pasukan Athena, ditambah dengan sepasukan kecil tentara Plataia, berarak menuju Marathon, dan berhasil menutup dua jalur keluar dari dataran Marathon. Situasi kebuntuan terjadi selama lima hari, sebelum akhirnya Athena memutuskan untuk menyerang Persia, karena dalam lindungan kegelapan malam, beberapa armada Persia telah berlayar ke Athena. Meskipun kalah jumlah dari pasukan Persia, pasukan hoplites Athena terbukti lebih efektif melawan infanteri Persia yang kurang terlindungi. Athena menghancurkan sayap barisan Persia sebelum kemudian mengobrak-abrik bagian tengahnya.
Kekalahan Persia di Marathon menandai akhir invasi pertama Persia di Yunani, dan pasukan Persia terpaksa mundur kembali ke Asia. Darius lalu mulai membangun kembali pasukan untuk nantinya menyerang Yunani lagi. Namun pada tahun 486 SM, Mesir memberontak sehingga ekspedisi ke Yunani harus tertunda. Setelah Darius meninggal, putranya Xerxes I melanjutkan rencana ayahnya dan melakukanInvasi kedua Persia ke Yunani pada tahun 480 SM.
Pertempuran Marathon adalah titik balik dalam invasi pertama Persia ke Yunani, dan merupakan salah satu peristiwa terpenting dalam perang Yunani-Persia. Pertempuran ini menunjukkan bahwa Persia dapat dikalahkan; kemenangan-kemenangan Yunani selanjutnya juga dapat dilihat berawal dari pertempuran ini. Karena selama dua abad selanjutnya peradaban Yunani klasik, yang memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat barat, mengalami kebangkitan, maka Pertempuran Marathon sering dianggap sebagai peristiwa yang amat penting dalam sejarah Eropa. Pertempuran Marathon pada masa kini barangkali lebih terkenal sebagai inspirasi untuk balapan Maraton. Meskipun secara historis tidak akurat, legenda tentang seorang pembawa pesan Yunani bernama Pheidippides yang berlari ke Athena dengan membawa berita kemenangan, menjadi inspirasi bagi perlombaan atletik ini, yang diperkenalkan di Olimpiade Athena 1896, dan pertama kali diadakan dengan jalur lari antara Marathon dan Athena.